top of page

Cegah Stroke, Kenali Sodium yang tak Kelihatan


Ia sedang tertawa-tawa. Ketika otot-otot wajahnya berkontraksi secara tak wajar, koleganya mengira ia sedang melucu. Tetapi tiba-tiba ia jatuh terkapar. Robby Tumewu tidak sendiri. Menurut Yayasan Stroke Indonesia, jumlah penderita stroke di negeri ini adalah yang terbanyak di dunia. Survei tahun 2004, menyebutkan angka 500 ribu orang, dan hanya sepertiganya yang bisa pulih kembali. Stroke adalah pembunuh nomor tiga di Indonesia setelah serangan jantung dan kanker!

Stroke adalah penurunan fungsi otak secara mendadak dan amat cepat akibat gangguan supplai darah menuju otak. Seandainya pun lolos dari kematian, penderita terancam gangguan penglihatan, komunikasi, dan bahkan kelumpuhan. Gawatnya, kelompok usia penderita stroke, semakin lama semakin muda. Bisa dibayangkan jika stroke terjadi pada sang pencari nafkah pada keluarga muda, perekonomian, dan kelangsungan pendidikan anak-anak bisa morat-marit.

Menurut WHO, penyebab utama (51%) stroke adalah hipertensi. Populasi penderita hipertensi di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara Asean yang lain. Riset Kesehatan Dasar (2007) menemukan 31.7 % penduduk dewasa di Indonesia mengidap hipertensi. Lebih mengkhawatirkan lagi, survey sederhana yang dilakukan oleh Enggar Wijayanti (2010) di sebuah SD di Semarang, menunjukkan bahwa 18% siswa SD tersebut mengalami hipertensi (n=68). Padahal temuan WHO dalam joint technical meeting baru-baru ini (2010) jelas menyebutkan bahwa resiko kematian akibat hipertensi di negara berpenghasilan menengah ke bawah lebih dari dua kali lipat di negara-negara kaya.

Hipertensi berkaitan erat dengan konsumsi sodium atau Natrium (Na) yang berlebihan. Seperti halnya pada makhluk lain, tubuh manusia dirancang untuk menerima sodium yang biasa dikonsumsi dari alam. Sodium yang bisa diperoleh dari pangan alami dengan perkiraan pola makan Eropa (1 bagian pangan hewani dan 2 bagian pangan nabati) hanya sekitar 600 mg per hari (Karppanen dan Mervaala, 2006. J. Progress in Cardiovascular Disease).

Sodium yang ada pada pangan alami Indonesia (dominan nabati), angkanya jauh lebih rendah dari 600 mg/hari. Tetapi, sodium yang dikonsumsi orang Indonesia modern justru jauh lebih tinggi. Survei yang dilakukan oleh Enggar (2010), rata-rata asupan sodium siswa SD, dari makanan jajanan saja, sudah mencapai 3575 mg/hari atau 6 kali lipat dari yang bisa ditolerir orang dewasa Eropa yang badannya tinggi dan besar.

Sodium berasal dari mana saja?

1. Garam dapur (sodium chloride atau NaCl)

Selain yang sengaja ditambahkan pada masakan, garam dapur ini bisa ngumpet di terasi, tauco, keju, margarine, mentega, kecap asin maupun manis, telur asin, dan segala jenis ikan asin. Namun, karena rasanya asin, asupan sodium dari garam dapur ini dengan sendirinya terbatas. Yang paling berbahaya adalah asupan sodium dari MSG dan bahan-bahan tambahan makanan lain yang tidak disadari.

2. Monosodium Glutamat sintetis, penyedap rasa, vetsin, micin, motto, INS 621, atau E-621.

Fungsi: Penggurih

Pengganti: Kaldu dari rebusan tulang, kulit udang, bawang-bawangan, dan jahe. Wijen, kemiri, kenari, minyak kacang tanah, dan kacang-kacangan yang lain. Daun poh-pohan.

3. Sodium nitrit, sodium nitrat

Fungsi: Pengawet, pemberi warna merah pada sosis, kornet, daging burger dan sebagainya

Pengganti: Angkak (beras yang difermentasi dengan Monascus purpureus; juga berfungsi sebagai pewarna merah), rebusan secang, rosella, ampas juice tomat (juicenya bisa diminum), ampas wortel, cabai merah bubuk.

4. Baking Soda, Soda Kue, Sodium Bicarbonate, Sodium Hydrogen Carbonate

Fungsi: Pengembang roti dan kue

Pengganti: Ragi, telur

5. Monosodium/Disodium/Trisodium Citrate atau E331

Fungsi: Pemberi rasa asam pada sirup, selai, buah-buahan kaleng, sosis, jelly

Pengganti: Jeruk nipis, mangga muda, nanas, daun krokot, langsat, belimbing wuluh, asam jawa, asam kandis, asam gelugur, ceremai, dan buah-buahan lain yang rasanya asam.

6. Sodium Tripoliphosphate, STPP, obat bakso, Na5P3O10 atau E451

Fungsi: pengawet dan pengenyal untuk mie, bakso, nugget, beberapa jenis mpek-mpek, dan kerupuk Telur, daging, dan ikan segar dalam porsi yang lebih banyak.

7. Sodium Tartrazin, E102, CL 19140, atau FD&C Yellow 5, Sunset Yellow, E 110, CL 15985, FD&C Yellow 6

Fungsi: Pewarna kuning pada mie, kerupuk, permen, sirup, es krim, jelly, dan sebagainya Kunyit, temulawak, buah merah, minyak sawit merah

8. Ponceau 4R, Carmoisine, Alura Red

Fungsi: Pewarna merah

Pengganti: Buah-buahan berwarna merah, perasan bit, kol merah, bayam merah

9. Sodium Benzoate

Fungsi: Pengawet sirup, jelly, nata de coco, manisan, selai

Pengganti: Gula, bakteri asam laktat hidup, rempah-rempah (cengkeh, kayu manis, dsb). Sterilisasi, perbaikan hygiene dan sanitasi selama proses pengolahan.

10. Sodium Cyclamate, Sodium Saccharine, biang gula, sari manis

Fungsi: Pemanis

Pengganti: Buah-buahan manis, gula, madu. Untuk memberi sensasi manis, tanpa perlu menambahkan gula bisa digunakan, kayu manis, pekak, vanili alami, jintan manis, dan pandan.

Mengapa asupan sodium berlebihan meningkatkan tekanan darah?

Agar metabolisme berlangsung dengan baik, dan sel-sel tubuh tidak rusak, maka tubuh harus berusaha menjaga agar konsentrasi sodium di antara sel berkisar 142 mmol/L. Jika terjadi kelebihan konsumsi, maka ginjal akan berusaha membuangnya lewat urin.

Seandainya kelebihan sodium yang didapat dari jajanan 3000 mg per hari, maka dalam satu bulan kelebihannya nyaris mencapai satu ons. Untuk membuang sodium sebanyak ini, kira-kira diperlukan 30 liter air minum.

Satu ons sodium dan 30 liter air ini harus digelontor agar bisa melalui sel-sel ginjal. Bagaimana caranya? Jantung harus memompa lebih kuat. Akibatnya, pipa-pipanya, yaitu pembuluh darah harus menahan tekanan yang lebih tinggi, lambat laun terjadilah tekanan (pembuluh darah) tinggi, atau hipertensi.

TIPS SEHAT

Penelitian Sacks et al. (2001) (n=412) dalam (New England Journal Med 2001;344:3-10) jelas membuktikan manfaat pola makan rendah sodium terhadap tekanan darah normal. Dietary Reference Intake untuk sodium adalah 1500 mg/hari. Tips untuk mengurangi konsumsi sodium:

1. Makan buah-buahan segar

2. Kurangi konsumsi garam

3. Hindari mengkonsumsi bahan pangan sintetis

Bagian dari Artikel ini pernah dimuat di Majalah U-Mag, terbitan Tempo Media

Seva Saraswati
Other Posts
Follow Me
Search By Tags

Seva Saraswati adalah nama yayasan yang saya dirikan pada tahun 2000, bersama dua orang teman.  Lembaga ini dorman ketika saya menempuh studi lanjut di Australia dan Jerman. Saat ini saya ingin mencoba menghidupkan kembali cita-cita Seva Saraswati.  Semoga laman ini bisa menjadi sarana berbagi informasi mengenai pangan yang sehat, adil, dan ramah lingkungan.  Daisy Irawan, pendiri serta koordinator Seva Saraswati.

 

bottom of page